Ilmu Komunikasi
dipandang dari sudut ilmu,adalah pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang
menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh
manusia melalui proses berpikir. Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Para
Ilmuwan sepakat bahwa inti ilmu adalah teori. Tanpa teori tidak ada ilmu. Jadi,
teori, bisa dikatakan adalah ilmu itu sendiri. Secara sederhana, teori adalah
hubungan dua konsep atau lebih yang telah teruji kebenarannya. Hubungan dua
konsep atau lebih tentu abstrak. Teruji tentu saja konkrit. Jadi teori
mempunyai dua dimensi abstrak dan konkrit. Ketika disimpulkan, dia menjadi
abstrak. Ketika diteliti dia menjadi konkrit. Abstraks merupakan hasil
generalisasi, sehingga bersipat universal, berlaku
umum: kapan saja dan dimana saja. Konkrit adalah
realitas yang masih dapat diindra, dia merupakan pengalaman empirik, empirisme.
Ilmu
atau science (Inggris) atau wissenschaft (Jerman)
tentu merupakan pengetahun (knowledge,
Inggris; skunde, Jerman). Namun, merupakan pengetahuan yang logis,
teratur dan disiplin. Disiplin karena dia selalu mempunyai ruang lingkup, tidakngawur kesana-kemari.
Oleh karena itu pula, pengetahuan ini juga objektif.
Objektif berkaitan dengan empirisme dan objek kajian ilmu itu sendiri. Yakni,
apa yang dikajinya di dunia empiris itu. Objektif juga berkaitan dengan
terlepas dari kepentingan. Penyimpulan seorang ilmuwan selalu diarahkan ke
objektivitas. Objektif berarti apa adanya, sesuai dengan yang ada di alam, di
dunia empiris. Untuk menguji secara objektif dari yang abtrak tadi di dunia
empiris, diperlukan metode. Metode adalah prosedur, cara,
teknik pengujian. Tanpa prosedur, cara, dan teknik yang benar dan
teratur, ilmu akan hilang keilmuannya. Dia tidak lagi universal, tidak lagi
objektif, tidak lagi disiplin.
Hasil ilmu
akhirnya dikodifikasikan/disusun secara sistematis: teratur,
konprehensif, dan rinci dalam sebuah karya ilmiah.
Berdasarkan penjelasan tadi, dapat disimpulkan ilmu
bercirikan:
1.
Pengetahuan, yakni sekumpulan persepsi atau gambaran orang
terhadap sesuatu. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia tentang sesuatu, di
sini belum ada batasan.Contoh: pengetahuan agama, pengetahuan kemasyarakatan,
pengetahuan kesenaian dsb.
2.
Objektif, apa adanya tidak berkecenderungan, tidak memihak.
Ilmu konsen terhadap objek kajiannya, bukan orang yang berkepentingan, bukan
orang yang membayar penelitian.
3.
Universal, berarti berlaku di mana saja, kapan saja, dan boleh
diuji oleh siapa saja, asal sesuai dengan metode dan prosedur yang baku dan
benar. Hukum grafitasi, contohnya.
4.
Metodis, berarti berdasarkan metode tertentu.
Setiap disiplin ilmu mempunyai prosedur, cara, dan teknik tertentu dalam
penelitiannya guna mengembangkan dan dan memverifikasi teori yang sudah ada.
5.
Logis/Rasionalisme; ilmu menjunjung suprenmasi akal. Semua proses dan
kesimpulan selalu berdasarkan pertimbangan logika. Hal-hal yang tidak rasional
tidak menjadi pertimbangan ilmu.
6.
Empirisme. Ilmu selain rasional juga dapat diuji secara empiris.
Bila pengetahuan yang logis itu tidak dapat diuji secara empiris, maka dia
belum termasuk ilmu.
7.
Sistematis. Ilmu disusun secara teratur, konprhensif dan
rinci; dari awal hingga akhir
Pengertian ilmu
dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri:
Pertama, ilmu harus
merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.
Kedua, ilmu harus terorganisasikan secara sistematik.
Kedua, ilmu harus terorganisasikan secara sistematik.
Ketiga, ilmu harus berlaku
umum.
Dari pengertian di
atas,Ilmu Komunikasi telah memenuhi kaidah-kaidah di atas yaitu secara
sistematis,disusun secara teratur,komprehensif dan rinci dari awal hingga akhir
serta Empiris,dapat di uji dan di amati (observasi) secara ilmiah baik langsung
maupun tidak langsung,tidak bersifat subyektif tetapi publik dan dapat terjadi
pada tempat dan waktu yang memungkinkan orang lain dapat melakukan observasi.
Hal ini sesuai
dengan kajian Berger dan Chaffee dalam
bukunya Handbook of Communication Science bahwa ”ilmu
komunikasi pada dasarnya adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang
diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang
dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan
digenaralisasikan”.