Monday, March 31, 2014

Komunikasi Ditinjau dari Sistematis dan Empiris

Ilmu Komunikasi dipandang dari sudut ilmu,adalah pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Para Ilmuwan sepakat bahwa inti ilmu adalah teori. Tanpa teori tidak ada ilmu. Jadi, teori, bisa dikatakan adalah ilmu itu sendiri. Secara sederhana, teori adalah hubungan dua konsep atau lebih yang telah teruji kebenarannya. Hubungan dua konsep atau lebih tentu abstrak. Teruji tentu saja konkrit. Jadi teori mempunyai dua dimensi abstrak dan konkrit. Ketika disimpulkan, dia menjadi abstrak. Ketika diteliti dia menjadi konkrit. Abstraks merupakan hasil generalisasi, sehingga bersipat universal, berlaku umum: kapan saja dan dimana saja. Konkrit adalah realitas yang masih dapat diindra, dia merupakan pengalaman empirik, empirisme.

Ilmu atau science (Inggris) atau wissenschaft (Jerman) tentu merupakan pengetahun  (knowledge, Inggris; skunde, Jerman). Namun, merupakan pengetahuan yang logis, teratur dan disiplin. Disiplin karena dia selalu mempunyai ruang lingkup, tidakngawur kesana-kemari. Oleh karena itu pula, pengetahuan ini juga objektif. Objektif berkaitan dengan empirisme dan objek kajian ilmu itu sendiri. Yakni, apa yang dikajinya di dunia empiris itu. Objektif juga berkaitan dengan terlepas dari kepentingan. Penyimpulan seorang ilmuwan selalu diarahkan ke objektivitas. Objektif berarti apa adanya, sesuai dengan yang ada di alam, di dunia empiris. Untuk menguji secara objektif dari yang abtrak tadi di dunia empiris, diperlukan metode. Metode adalah prosedur, cara, teknik pengujian. Tanpa prosedur, cara, dan teknik  yang benar dan teratur, ilmu akan hilang keilmuannya. Dia tidak lagi universal, tidak lagi objektif, tidak lagi disiplin.
Hasil ilmu akhirnya dikodifikasikan/disusun secara sistematis: teratur, konprehensif, dan rinci dalam sebuah karya ilmiah.
Berdasarkan penjelasan tadi, dapat disimpulkan ilmu bercirikan:
1.            Pengetahuan, yakni sekumpulan persepsi atau gambaran orang terhadap sesuatu. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia tentang sesuatu, di sini belum ada batasan.Contoh: pengetahuan agama, pengetahuan kemasyarakatan, pengetahuan kesenaian dsb.
2.            Objektif, apa adanya tidak berkecenderungan, tidak memihak. Ilmu konsen terhadap objek kajiannya, bukan orang yang berkepentingan, bukan orang yang membayar penelitian.
3.            Universal, berarti berlaku di mana saja, kapan saja, dan boleh diuji oleh siapa saja, asal sesuai dengan metode dan prosedur yang baku dan benar. Hukum grafitasi, contohnya.
4.            Metodis, berarti berdasarkan metode tertentu. Setiap disiplin ilmu mempunyai prosedur, cara, dan teknik tertentu dalam penelitiannya guna mengembangkan dan dan memverifikasi teori yang sudah ada.
5.            Logis/Rasionalisme; ilmu menjunjung suprenmasi akal. Semua proses dan kesimpulan selalu berdasarkan pertimbangan logika. Hal-hal yang tidak rasional tidak menjadi pertimbangan ilmu.
6.            Empirisme. Ilmu selain rasional juga dapat diuji secara empiris. Bila pengetahuan yang logis itu tidak dapat diuji secara empiris, maka dia belum termasuk ilmu.
7.            Sistematis. Ilmu disusun secara teratur, konprhensif dan rinci; dari awal hingga akhir

Pengertian ilmu dalam dunia ilmiah menuntut tiga ciri:
Pertama, ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika.
Kedua, ilmu harus terorganisasikan secara sistematik.
Ketiga, ilmu harus berlaku umum.

Dari pengertian di atas,Ilmu Komunikasi telah memenuhi kaidah-kaidah di atas yaitu secara sistematis,disusun secara teratur,komprehensif dan rinci dari awal hingga akhir serta Empiris,dapat di uji dan di amati (observasi) secara ilmiah baik langsung maupun tidak langsung,tidak bersifat subyektif tetapi publik dan dapat terjadi pada tempat dan waktu yang memungkinkan orang lain dapat melakukan observasi.


Hal ini sesuai dengan kajian Berger dan Chaffee dalam bukunya Handbook of Communication Science bahwa ”ilmu komunikasi pada dasarnya adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digenaralisasikan”.

Teori Komunikasi Dalam Kehidupan

Komounikasi Intra Personal

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan  berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan ada kalanya memperbaiki) hubungan pribadi kita.

Komunikasi Intra Personal

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang...