Friday, March 17, 2017

Ilmu Komunikasi termasuk dalam Ilmu Sosial

Pertumbuhan  komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan, peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda dan penelitian komunikasi komersial.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting)

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa  ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel. 

Periode Konsolidasi : Perang Dunia II – tahun 1960an

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.

Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbet Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F. Lazarsfield (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I. Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) disebut oleh Wilbur Schramm sebagai "the founding fathers" (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan-pengembangan teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai "institutionalizer" – yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. "Institute of Communication Research" yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947 merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Nobert Wiener disebut sebagai             "insinyur-insinyur komunikasi".

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research" (Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

Periode Teknologi Komunikasi : tahun 1960an - sekarang

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:

a.       Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika,
b.      Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional. Dan
c.       Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.
Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:
a.       Semakin banyaknya literatur  komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya
b.      Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c.       Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (Dance, 182; Littlejohn, 1989; McQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981)

Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi; arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya "transborder data flow"), aspek-aspek politik, ekonomi dan informasi, komunikasi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia-mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.

            Sekilas Perkembangan Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia

Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya popular dengan sebutan Jurusan Publisistik atau Jurnalistik.

Menurut laporan “Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh Tim ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, akademi tersebut kemudian menjadi bagian sosial politik dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, di mana penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komuniaksi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komuniaksi FISIP-UI pada tahun 1983.

Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai tahun 1960 dengan didirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik, dan pada tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisitik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya.

Pada awalnya kurikulum program pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia banyak dititikberatkan pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan kurikulum umumnya diarahkan pada upaya pemberian pengetahuan dan keahlian bagi kalangan yang berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang pers khususnya surat kabar, majalah dan radio, serta bidang penerangan.

Pada masa sekarang ini, pendidikan komunikasi pada universitas-universitas/sekolah tinggi di Indonesia tidak lagi sebatas pada bidang kewartawanan/jurnalistik dan penerangan. Bidang-bidang spesialisasi studi lainnya seperti komunikasi pembangunan, kehumasan, periklanan, “broadcasting” (siaran radio dan TV), perfilman, informatika dan teknologi komunikasi telah pula diselenggarakan. Menurut peraturan pendidikan yang baru, jurusan perpustakaan yang sebelumnya umumnya masuk pada fakultas sastra, sekarang ini dimasukkan sebagai salah satu bidang studi komunikasi.

No comments:

Post a Comment

Komunikasi Intra Personal

Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang...