Rombongan Raja Salman telah meninggalkan Bali,
Indonesia (12/03/2017). Sempat menyatakan puas selama berada di Indonesia.
Awalnya banyak berita tak sedap terhadap rombongannya memilih Bali, tetapi pada
akhir kunjungan, Raja Salman pulang dengan meninggalkan pesan positif untuk
Indonesia. Pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman,
awalnya disorot dengan negatif oleh khalayak Indonesia. Terlihat di
komentar-komentar netizen. Memilih Bali mencederai perasaan muslim dan daerah
lain di Indonesia yang juga punya andalan destinasi wisata. Raja Salman
seakan-akan abai terhadap perasaan mayoritas Islam Indonesia. Pemilihan Bali
memupus harapan daerah-daerah lain agar berkunjung ke daerahnya, misalnya
Sumatera Barat.
Mengingat
kesamaan psikologis keagamaan, pengalaman menerima rombongan wisatawan
mancanegara, kesiapan Pemda Sumbar bersama stake holder-nya, fasilitasnya,
objek wisata yang tak kalah menarik (dikemas pula dengan konsep wisata halal),
Sumbar harusnya layak menjadi destinasi rombongan Raja Salman. Akan tetapi,
"kafilah" Arab Saudi ini tetap berada di jalannya, dan didukung oleh
Pemerintah Indonesia. Karena itu, dua alasan memilih Bali yang telah
dikemukakan saat jumpa pers bahwa Bali terkenal dan alamnya yang indah,
tidaklah cukup. Alasan itu sama saja seperti alasan orang awam yang datang ke
Bali hanya berlibur tanpa tujuan dan kepentingan lain. Faktanya, rombongan Arab
Saudi punya beberapa agenda ke Indonesia. Ada pesan atau makna lain yang bisa
dibaca dari pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman.
Sebagai
Citra Positif bahwa Islam Toleran dan Menghargai Kehidupan Manusia Rombongan
Raja Salman sebelum menginjakkan kaki ke Bali, menunaikan agenda dulu di
Jakarta. Sebagaimana dikabarkan, salah satu agendanya adalah pertemuan dengan
28 tokoh lintas agama di Hotel Raffles, Jakarta. Inti dalam pertemuan itu, Raja
Salman mengingatkan kembali tentang Islam yang toleran dan menghargai kehidupan
manusia. Sekaligus mengingatkan lagi tentang permasalahan Islam yang terus
dicitrakan radikal dan ekstrim. Pesan dari pertemuan ini diharapkan memupus
anggapan dunia dan masyarakat non-muslim bahwa Arab Saudi dan Indonesia
membiarkan Islam radikal dan ektrim.
Pesan
damai, toleran, dan menghargai inilah yang hendak disampaikan Arab Saudi dan
Indonesia Bali Sebagai Wujud Nyata Kompetensi Pariwisata Indonesia Bertaraf
Internasional Rombongan Raja Salman berkunjung ke Indonesia hendak membangun
kerja sama bilateral dengan Indonesia. Salah satunya di sektor pariwisata.
Selama di Bali, beberapa rombongan menikmati beberapa destinasi wisata di
Indonesia. Kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan destinasi wisata yang
layak diinvestasikan. Seperti diketahui, belakangan media mengabarkan, Arab
Saudi melirik dan akan menanamkan investasi di beberapa destinasi wisata
Indonesia. Destinasi wisata Tanjung Lesung, Mandalika, Belitung, dan
Mande di Sumatera Barat, disebut-sebut akan mendapat investasi dari Arab. Empat
kawasan tersebut digadang-gadang akan dibuat seperti kawasan wisata Nusa Dua,
Bali. Dengan demikian, penunjukan Bali menjadikan bukti penguat, keseriusan,
dan kemampuan Indonesia menjalankan kerja sama di sektor pariwisata. Akan
berbeda nilai kepercayaan jika Indonesia tak memiliki bukti destinasi wisata
bertaraf internasional. Rombongan Raja Salman telah mengalami dan
membuktikannya langsung kawasan wisata di Bali sebagai wujud nyata kompetensi
pariwisata Indonesia bertaraf Internasional.
Kehadiran rombongan
Raja Salman dan sempat menambah liburan di Bali, meninggalkan pesan dan
citra/harapan bahwa Indonesia negeri toleran dan memiliki destinasi wisata
menarik. Sekaligus pantas untuk mempercayakan investasinya di Indonesia,
terkhusus di sektor pariwisata. Jika ada kekhawatiran tentang tidak aman dan
ketidaknyamanan, intoleransi karena perbedaan agama dan budaya, itu sudah
diantisipasi. Indonesia tak begitu. Jika ada gesekan yang terjadi di lapangan,
tak berpengaruh besar bagi wisatawan. Arab Saudi berjanji akan berkunjung
kembali. Arab Saudi telah mengirim pesan akan serius kerja sama bilateral
dengan Indonesia. Indonesia pun siap serius melayani dan bekerja sama dengan
Arab Saudi. Daerah-daerah lain harus membaca peristiwa ini sebagai peluang dan
pelajaran peningkatan di sektor pariwisatanya.
No comments:
Post a Comment