Organisasi
Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan adanya iklim dan cuaca ekstrem yang akan
dihadapi banyak negara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
memperingatkan kewaspadaan serupa, meskipun Indonesia diperkirakan tidak banyak
terpengaruh.
WMO, Badan PBB
urusan cuaca, menyebutkan bahwa peningkatan temperatur global ditunjukkan
dengan kenaikan permukaan air laut secara drastis dan es di Kutub Utara yang
semakin cepat mencair. Dan peringatan tersebut sudah dilaporkan dalam laporan
tahunan mengenai iklim global. Dengan ancaman
bencana ekstrem tersebut, imbasnya kelaparan akan melanda beberapa negara. WMO
juga mencatat 2016 merupakan tahun terpanas di Amerika Selatan. Bahkan di
Eropa, 2016 juga merupakan tahun terpanas ketiga setelah 2014 dan 2015.
Khusus Kuwait,
temperatur ekstrem mencapai 54 derajat Celsius di Mitribah. Itu merupakan suhu
paling tinggi di Asia. Wilayah yang jarang turun salju, pada 2016 juga
mengalami salju seperti di Guangzhou, China Selatan. "Kita
kini masuk dalam teritorial tidak bisa diatur," kata Kepala Program
Penelitian Iklim Dunia David Carlson, dilansir AFP.
Carlson mengungkapkan terjadi perubahan iklim signifikan di seluruh bumi tahun ini. Menurut profesor dari Universitas College London, Julienne Stoeve, kondisi es di Artik terlacak dalam kondisi terburuk sejak Oktober. Beruntung ancaman bencana ekstrem tak berpengaruh pada Indonesia. Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG Mulyono Prabowo memastikan Indonesia tidak mengalami cuaca ekstrem, terutama menyangkut perubahan suhu udara.
Carlson mengungkapkan terjadi perubahan iklim signifikan di seluruh bumi tahun ini. Menurut profesor dari Universitas College London, Julienne Stoeve, kondisi es di Artik terlacak dalam kondisi terburuk sejak Oktober. Beruntung ancaman bencana ekstrem tak berpengaruh pada Indonesia. Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG Mulyono Prabowo memastikan Indonesia tidak mengalami cuaca ekstrem, terutama menyangkut perubahan suhu udara.
Sebagai negara
kepulauan, Indonesia memiliki uap air yang cukup mengantisipasi peningkatan
suhu udara. Prabowo menjelaskan, Indonesia bukan negara satu benua, melainkan
negara kepulauan yang 70% wilayahnya meliputi perairan.
Daratan juga
bervariasi dari rendah dan tinggi. Artinya, ketika jarak matahari mendekati
garis ekuator yang otomatis suhu udaranya meningkat, suhu udara di daratan
tinggi justru dalam kondisi menurun. "Iklim Indonesia itu tropis sehingga
punya uap air yang ditampung di awan. Uap air itu seperti radiator mobil. Jadi
ketika panas terserap awan, dan uap air di udara mendinginkan," kata
Prabowo.
Disinggung
mengenai fenomena Equinox yang menimbulkan kekhawatiran adanya gelombang panas,
Prabowo meminta masyarakat tidak cemas. Equinox merupakan fenomena astronomi di
mana matahari melintasi garis khatulistiwa. Secara periodik, Equinox
berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September.
Menurut nya, suhu udara di Indonesia rata-rata hanya berkisar 27- 33 derajat celsius. Namun pada pukul 13.00 - 15.00 WIB, suhu udara terkadang meningkat 34-35 derajat celsius. "Cuaca pada 21 Maret memang hangat, tapi di Indonesia aman karena punya coolant uap air itu.
Menurut nya, suhu udara di Indonesia rata-rata hanya berkisar 27- 33 derajat celsius. Namun pada pukul 13.00 - 15.00 WIB, suhu udara terkadang meningkat 34-35 derajat celsius. "Cuaca pada 21 Maret memang hangat, tapi di Indonesia aman karena punya coolant uap air itu.
No comments:
Post a Comment